Saya pernah berdiri di tepi danau Segara Anak saat kabut turun perlahan dari lereng Rinjani. Sunyi, hanya terdengar gemericik air dan bisik angin dari pepohonan di kejauhan. Di tengah rasa takjub itu, saya menyadari: tempat ini bukan sekadar gunung atau danau. Rinjani adalah nadi kehidupan, bukan hanya bagi pendaki, tapi juga bagi masyarakat sekitar, bahkan dunia. Dan ternyata, semua itu terangkum dalam satu nama besar—Rinjani Geopark.
Bagi banyak orang, Rinjani identik dengan petualangan. Tapi di balik jalur-jalur pendakian yang menantang, tersimpan makna ilmiah, budaya, dan ekologis yang menjadikan kawasan ini sebagai Geopark Global yang diakui UNESCO. Tapi, sebenarnya apa sih itu geopark? Dan kenapa keberadaannya sangat penting, bukan cuma untuk Lombok, tapi untuk kita semua?
Memahami Konsep Geopark
Sebelum bicara soal Rinjani, kita perlu tahu dulu apa itu geopark. Geopark adalah kawasan yang memiliki keunikan geologi (batuan, gunung, dan proses alam), dikembangkan bukan hanya sebagai tempat wisata, tapi juga pusat edukasi, penelitian, dan pelestarian budaya serta alam.
Geopark bukan cuma soal pemandangan indah. Ia adalah kombinasi antara ilmu pengetahuan, warisan budaya, dan partisipasi masyarakat. Jadi, ketika kamu mengunjungi geopark, kamu tidak sekadar “berkunjung”—kamu sedang menjadi bagian dari pelestarian planet ini.
Rinjani: Lebih dari Sekadar Gunung
Gunung Rinjani memang megah. Tingginya mencapai 3.726 meter, menjadikannya gunung tertinggi kedua di Indonesia. Tapi lebih dari itu, kawasan ini memiliki kekayaan geologi yang luar biasa. Bayangkan saja: ada kaldera luas, danau vulkanik yang menakjubkan (Segara Anak), sumber air panas alami, dan aktivitas vulkanik yang masih aktif hingga hari ini.
Saya ingat betul ketika menyentuh batuan vulkanik di pinggir danau. Panduan lokal menjelaskan bahwa batu ini terbentuk ratusan ribu tahun lalu dari letusan dahsyat purba. Rasanya seperti menyentuh sejarah Bumi dengan tangan sendiri.
Dan itulah salah satu alasan kawasan ini diangkat menjadi bagian dari UNESCO Global Geoparks Network. Rinjani bukan hanya milik Lombok, tapi milik dunia.
Keanekaragaman Hayati dan Budaya
Yang membuat Rinjani Geopark istimewa bukan cuma karena bebatuan atau puncaknya yang megah. Tapi juga karena kehidupan yang mengelilinginya. Di kawasan ini, terdapat berbagai spesies endemik—burung, serangga, bahkan tanaman langka yang hanya ditemukan di sini.
Belum lagi keberadaan hutan hujan tropis di kaki gunung, yang menjadi rumah bagi berbagai satwa liar. Setiap jalur trekking seperti membuka lembaran ensiklopedia alam yang hidup.
Namun bukan hanya flora dan fauna yang hidup di sini. Ada juga komunitas budaya yang menjaga keseimbangan antara manusia dan alam, seperti masyarakat adat Bayan dan Sembalun. Mereka memiliki ritual, bahasa, dan cara hidup yang masih selaras dengan alam—sesuatu yang sudah mulai langka di dunia modern.
Saya pernah ikut dalam upacara Wektu Telu di sebuah desa di lereng Rinjani. Suasananya begitu sakral, penuh doa, dan iringan musik bambu yang sederhana namun menusuk jiwa. Di situ saya sadar, Rinjani bukan hanya soal wisata—ia adalah rumah bagi kebijaksanaan lokal yang terus hidup dan diwariskan.
Pendidikan dan Pelestarian: Dua Pilar Geopark
Di balik kemegahan alamnya, Rinjani Geopark juga berperan sebagai ruang edukasi. Banyak sekolah, peneliti, dan komunitas yang datang ke sini bukan untuk liburan, tapi untuk belajar langsung dari alam.
Misalnya, bagaimana lereng gunung bisa memengaruhi sistem pertanian masyarakat lokal? Atau bagaimana batuan vulkanik dapat menyimpan jejak aktivitas geologi ribuan tahun lalu?
Anak-anak sekolah di desa-desa sekitar pun kini belajar tentang gunung mereka, bukan sebagai ancaman, tapi sebagai sahabat. Mereka diajak menanam pohon, mengamati burung, dan mengenal tanah tempat mereka tumbuh.
Sebagai wisatawan, kita juga ikut andil dalam pelestarian ini. Caranya? Dengan tidak membuang sampah sembarangan, menghormati budaya lokal, dan menggunakan jasa pemandu lokal yang telah dilatih tentang prinsip-prinsip geopark.
Kalau kamu ingin ikut menjelajahi kekayaan ini dengan cara yang bertanggung jawab, kamu bisa memilih Lombok tour yang memang mengedepankan nilai ekowisata dan pemberdayaan lokal. Perjalanan yang kamu ambil bisa sekaligus menjadi bentuk kontribusi.
Manfaat Rinjani Geopark Bagi Masyarakat Lokal
Salah satu hal yang paling saya kagumi dari konsep geopark adalah bagaimana ia memberdayakan masyarakat. Rinjani Geopark bukan hanya tempat untuk para pendaki atau peneliti—ini adalah ruang hidup bagi ribuan orang.
Dari pemandu wisata, pemilik homestay, penjual makanan lokal, hingga pengrajin bambu, semuanya mendapatkan manfaat dari konsep geopark ini. Tapi tentu bukan tanpa tanggung jawab. Masyarakat juga diberi pelatihan tentang pengelolaan limbah, konservasi, dan hospitality berkelanjutan.
Saat saya menginap di rumah warga di Sembalun, ibu pemilik rumah bercerita bahwa sebelum program geopark, desa mereka hampir tak dikenal. Sekarang, anak-anaknya bisa kuliah dari hasil usaha homestay kecil mereka. Mendengar itu, saya merasa haru. Bahwa alam bisa menjadi jalan hidup, bukan sekadar latar foto liburan.