Saya ingat betul waktu pertama kali melihat berugak Lombok secara langsung. Bukan di kampung halaman, bukan di desa wisata, tapi di halaman belakang sebuah rumah modern minimalis di pinggir kota. Terbuat dari kayu kokoh, beratap ijuk, dengan tiang-tiang ukiran khas Sasak yang begitu detail.
Saat itu, saya hanya berdiri beberapa detik—terdiam. Bukan karena mewah. Tapi karena saya merasakan ada sesuatu yang lebih dari sekadar bangunan. Sesuatu yang akrab, hangat, dan mengundang.
Bukan Sekadar Gazebo, Ini Cerita dari Pulau Seribu Masjid
Buat sebagian orang, berugak mungkin hanya terlihat seperti gazebo kayu biasa. Tapi bagi masyarakat Sasak, berugak adalah jantung interaksi sosial.
Di sinilah keluarga berkumpul, tetangga mengobrol, tamu disambut, bahkan anak-anak belajar dan bermain. Ada nilai-nilai kebersamaan, keterbukaan, dan kesederhanaan yang tumbuh dari tempat ini.
Dan semua itu—nilai, keindahan, kekuatan—dibawa ke dalam bentuk fisik sebuah bangunan kecil yang terbuka dari empat sisi, beratap alami, dengan tiang-tiang penyangga dari kayu pilihan.
Kini, berugak Lombok mulai mendapat tempat bukan hanya di tanah kelahirannya. Tapi juga di kota-kota besar. Di halaman rumah, taman kafe, vila di pegunungan, hingga resort tepi pantai.
Kenapa Banyak Orang Jatuh Cinta pada Berugak?
Saya pribadi merasakan bahwa berugak tradisional dari Lombok punya daya tarik yang tidak bisa dijelaskan hanya dengan kata “cantik”.
Ada kombinasi antara fungsi dan filosofi yang membuatnya begitu cocok dimasukkan ke dalam gaya hidup masa kini:
Estetik alami: Material kayu dan atap ijuk menyatu dengan alam sekitar, cocok untuk taman tropis, pekarangan, hingga rooftop modern.
Fungsional fleksibel: Bisa jadi ruang bersantai, ruang tamu outdoor, tempat makan keluarga, atau bahkan ruang meditasi pribadi.
Nilai budaya yang hidup: Setiap ukiran, bentuk atap, dan sambungan kayu membawa kisah dan teknik dari para pengrajin lokal.
Dan yang paling penting—berugak membawa suasana. Suasana yang tidak bisa diberikan oleh furnitur modern buatan pabrik.
Proses Pembuatan yang Tidak Instan
Beberapa waktu lalu, saya berkunjung ke salah satu workshop pengrajin berugak di Lombok. Prosesnya tidak instan. Tidak sekadar potong kayu, paku, lalu selesai.
Semua dimulai dari memilih jenis kayu: jati, kelapa tua, atau sonokeling. Kemudian dikeringkan dengan cara alami agar tahan lama. Sambungan tiang dan balok dibuat dengan sistem knockdown tradisional—tanpa paku, tanpa baut.
Lalu ukiran. Ini bagian paling saya suka. Pengrajin lokal mengukir motif-motif khas Lombok dengan tangan. Beberapa membawa simbol alam, kehidupan desa, hingga filosofi rumah adat Sasak.
Waktu saya tanya, “Apa bagian tersulit dari membuat berugak?” jawab mereka, “Bukan bikinannya, tapi memastikan ruhnya tetap ada.”
Kalau kamu ingin melihat hasil karya pengrajin asli yang menjaga nilai itu, bisa kunjungi berugak Lombok.
Cocok untuk Berbagai Konsep Rumah
Mungkin kamu berpikir, “Tapi rumah saya modern, cocok nggak pakai berugak?” Jawabannya: justru sangat cocok.
Tren desain saat ini banyak mengarah ke gaya tropikal alami, Japandi minimalis, hingga tropical-modern yang hangat dan natural.
Dan berugak bisa masuk ke semua gaya itu—asal desain dan finishing-nya disesuaikan.
Beberapa ide penempatan berugak:
Di sudut taman belakang sebagai ruang santai
Samping kolam renang untuk area teduh yang estetik
Depan rumah sebagai pengganti teras
Rooftop sebagai lounge terbuka
Halaman kafe atau resto untuk area duduk lesehan bernuansa etnik
Kisah-Kisah yang Tumbuh dari Dalam Berugak
Saya punya kenalan yang memiliki satu unit berugak beratap alang-alang di samping rumahnya.
Setiap sore, dia dan anak-anak duduk di situ membaca buku. Malam hari, jadi tempat makan bersama. Kadang kalau ada tamu, mereka justru lebih suka ngobrol di situ dibanding ruang tamu.
“Berasa lebih santai, lebih terbuka,” katanya.
Ada juga teman saya yang menjadikan berugak sebagai studio kecil untuk menulis dan bermeditasi. Saat pagi, ia menyeduh teh, duduk di tikar pandan, lalu mulai hari dengan perlahan.
Buat saya, cerita-cerita seperti ini memperlihatkan bahwa berugak bukan hanya produk. Tapi pengalaman hidup.
Tips Memilih Berugak Berkualitas
Kalau kamu sedang mempertimbangkan memiliki berugak Lombok di rumah, ini beberapa hal yang bisa jadi acuan:
Pilih pengrajin terpercaya, utamakan yang punya pengalaman dan paham filosofi berugak.
Perhatikan material kayu—usahakan pilih kayu keras tahan cuaca seperti jati atau kelapa tua.
Cek sambungan—pastikan rapi, kuat, dan menggunakan sistem knockdown.
Pertimbangkan finishing—apakah natural, dipernis, atau dicat. Pilih yang sesuai konsep taman/rumahmu.
Tanya soal pengiriman & pemasangan—karena ukuran berugak cukup besar, pastikan ada layanan kirim dan pasang.
Kalau ingin langsung lihat model dan galeri berugak terpercaya, kamu bisa mulai dari berugak Lombokwebsite yang memang fokus di bidang ini.
Menghadirkan Kedamaian dan Estetika dalam Satu Ruang
Berugak itu bukan tren. Bukan dekorasi sementara. Tapi ruang yang bisa kamu jadikan pusat kehangatan di rumah.
Ia mengajak orang untuk berkumpul, duduk setara, dan berbicara dari hati.
Dan saya percaya, di zaman sekarang yang penuh distraksi dan kesibukan, kita butuh lebih banyak ruang seperti itu. Ruang yang sederhana tapi bermakna.
Dan berugak adalah salah satunya.